![]() |
Ketua Yayasan dan Para Guru Al-Anwar Pontianak berpose sebelum berangkat Foto: Siswa Al-Anwar |
Hari Ulang Tahun (HUT) Kota
Pontianak dirayakan pada tiap tahunnya. Pemerintah Kota (Pemkot), sebagai tuan
rumah, selalu mempelopori perayaan HUT Kota Pontianak agar perayaannya selalu
meriah dan berkesan pada tiap tahunnya. Kegiatannya pun beraneka ragam, mulai
dari kegiatan lomba, parade, kirab budaya multi etnis dan karnaval pun pernah
dilaksanakan.
Walau demikian, kemeriahan HUT
Kota Pontianak bukan hanya milik Pemkot semata. HUT Kota Pontianak adalah milik
semua masyarakat kota pontianak tanpa terkecuali. Tak ayal, semua pihak diluar
pemerintahan pun ikut memeriahkannya dengan menggunakan atribut serba melayu,
mulai dari melayu kerajaan, melayu kerakyatan sampai dengan melayu pada umumnya.
Gegap gempita ini merupakan momentum yang paling afdhol (spesial) untuk
masyarakat Pontianak beriang-gembira.
![]() |
Pembagian Doorprize HUT Kota Pontianak 2018 Foto: Iin Mutmaiinah |
Tak mau kalah dengan Pemkot,
Yayasan Kejayaan Islam Asy`ariyah pun ikut larut dalam hiruk-pikuk HUT Kota
Pontianak. Untuk menunjukkan kebahagiaan akan HUT Kota Pontianak ini, seluruh
kepala madrasah dan kepala sekolah yang naungi oleh Yayasan, menghentikan
sejenak proses belajar mengajar. Tidak diliburkan. Proses belajar mengajar dihentikan
dan diganti dengan kegiatan dan kemeriahan yang dapat juga dikatakan
pembelajaran sejarah. Dengan begitu, diharapkan akan menambah semangat siswa
dan siswi.
Memang benar adanya. Setiap
tanggal 23 Oktober, hal itu selalu dilakukan oleh Yayasan untuk ikut serta
dalam memeriahkan HUT Kota Pontianak. Kegiatannya pun beragam. Beda tahun beda
juga program. Jika tahun 2017 lalu, mereka hanya jalan santai, karnaval, lomba piala
bergilir dan makan bersama. Sedangkan untuk tahun 2018 ini, Yayasan merangkai
kegiatan itu dengan Jalan santai, Karnaval dan Pawai Budaya Melayu. Tak hanya
itu, Yayasan yang bekerja sama dengan semua lembaga pendidikan yang dinaungi
olehnya, menyiapkan doorprizze.
Doorprizze pun banyak. Ibu
guru diminta untuk menyumbang hadiah. Ya, walau sekedarnya. Yang penting ikhlas
saja. Sehingga hadiah yang akan dibagi-bagikan berlimpah ruah. Hadiah terdiri
dari dari bentuk kecil atau sederhana hingga yang hadiah VIP. Tentunya hal ini
menambah semangat siswa untuk berpanas-panas ria.
“HUT Kota Pontianak wajib
diramaikan oleh kita walaupun Pemkot sudah mengadakan kegiatan. Menurut saya,
ini sah-sah saja jika kita ikut meramaikannya.” ujar Bu Fatmawati, Kepala
Madrasah Aliyah Al-Anwar Pontianak.
Kepala MA Al-Anwar itu pun
menyarankan supaya seluruh sekolah yang berdiri tegak di Kota Pontianak untuk
ikut merayakannya dengan cara mereka masing-masing. Jika semua lembaga dan
instansi khususnya lembaga sekolah dan madrasah menyelenggarakan kegiatan pada
HUT itu sendiri, tentunya HUT Kota Pontianak semakin meriah dan berkesan,
imbuhnya.
“Bukan sekedar merayakan tetapi
pada hakikatnya kita mengenang sejarah para pendahulu atau pendiri Kota
Pontianak yang di dalamnya terdapat banyak hikayat patriotisme untuk
disampaikan kepada peserta.” jelas istri bapak Hermansyah itu kepada reporter
kami.
Senada dengan Kepala MA Al-Anwar,
Sekretaris Yayasan, Bapak Muryadi, juga berharap agar pada tiap HUT Kota
Pontianak, seluruh sekolah, madrasah dan instansi agar kompak mengagendakan
kegiatan.
“Kita bisa bayangkan, seperti apa
Kota Pontianak kalau seluruh sekolah, lembaga dan instansi yang ada di
Pontianak punya agenda untuk memeriahkan HUT Kota Pontianak. Tentunya, hal ini
akan menjadi nilai positif yang kita kirim kepada semua orang, khususnya rakyat Indonesia.” Terang Kepala Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Al-Anwar Pontianak.
Warga Parwasal dibuat tercengang
pada saat itu. Mereka yang tak tahu jadi tahu, bahwa hari itu adalah HUT Kota
Pontianak. Karnaval yang diiringi oleh group hadrah dari MA Al-Anwar dan
Anggota Paskibra, menciptakan keheranan dan kehebohan tersendiri. Para anak-anak
pun akan berfikir untuk cepat dewasa dan berharap untuk di kesempatan
berikutnya bisa berada dalam barisan tersebut.
Para guru dan siswa yang
berbusana tengkok belanga, menambah kemeriahan dan pemandangan tiap mata yang
memandang. Parwasal saat itu benar-benar seperti berada di sebuah kerajaan
melayu. Masyarakat pun serasa mendapatkan hadiah ulang tahun berupa hiburan cuma-cuma.
Kemeriahan saat itu pun dihiasi dengan kebahagiaan siswa yang banyak mendapat doorprizze.
Walau terbatas, tapi tetap membahagiakan. (Holi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar