Jumat, 26 Oktober 2018

Al-Anwar dan Kemeriahan HUT Kota Pontianak


Ketua Yayasan dan Para Guru Al-Anwar Pontianak berpose sebelum berangkat
Foto: Siswa Al-Anwar

Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Pontianak dirayakan pada tiap tahunnya. Pemerintah Kota (Pemkot), sebagai tuan rumah, selalu mempelopori perayaan HUT Kota Pontianak agar perayaannya selalu meriah dan berkesan pada tiap tahunnya. Kegiatannya pun beraneka ragam, mulai dari kegiatan lomba, parade, kirab budaya multi etnis dan karnaval pun pernah dilaksanakan.

Walau demikian, kemeriahan HUT Kota Pontianak bukan hanya milik Pemkot semata. HUT Kota Pontianak adalah milik semua masyarakat kota pontianak tanpa terkecuali. Tak ayal, semua pihak diluar pemerintahan pun ikut memeriahkannya dengan menggunakan atribut serba melayu, mulai dari melayu kerajaan, melayu kerakyatan sampai dengan melayu pada umumnya. Gegap gempita ini merupakan momentum yang paling afdhol (spesial) untuk masyarakat Pontianak beriang-gembira.

Pembagian Doorprize HUT Kota Pontianak 2018
Foto: Iin Mutmaiinah

Tak mau kalah dengan Pemkot, Yayasan Kejayaan Islam Asy`ariyah pun ikut larut dalam hiruk-pikuk HUT Kota Pontianak. Untuk menunjukkan kebahagiaan akan HUT Kota Pontianak ini, seluruh kepala madrasah dan kepala sekolah yang naungi oleh Yayasan, menghentikan sejenak proses belajar mengajar. Tidak diliburkan. Proses belajar mengajar dihentikan dan diganti dengan kegiatan dan kemeriahan yang dapat juga dikatakan pembelajaran sejarah. Dengan begitu, diharapkan akan menambah semangat siswa dan siswi.

Memang benar adanya. Setiap tanggal 23 Oktober, hal itu selalu dilakukan oleh Yayasan untuk ikut serta dalam memeriahkan HUT Kota Pontianak. Kegiatannya pun beragam. Beda tahun beda juga program. Jika tahun 2017 lalu, mereka hanya jalan santai, karnaval, lomba piala bergilir dan makan bersama. Sedangkan untuk tahun 2018 ini, Yayasan merangkai kegiatan itu dengan Jalan santai, Karnaval dan Pawai Budaya Melayu. Tak hanya itu, Yayasan yang bekerja sama dengan semua lembaga pendidikan yang dinaungi olehnya, menyiapkan doorprizze.

Doorprizze pun banyak. Ibu guru diminta untuk menyumbang hadiah. Ya, walau sekedarnya. Yang penting ikhlas saja. Sehingga hadiah yang akan dibagi-bagikan berlimpah ruah. Hadiah terdiri dari dari bentuk kecil atau sederhana hingga yang hadiah VIP. Tentunya hal ini menambah semangat siswa untuk berpanas-panas ria.

“HUT Kota Pontianak wajib diramaikan oleh kita walaupun Pemkot sudah mengadakan kegiatan. Menurut saya, ini sah-sah saja jika kita ikut meramaikannya.” ujar Bu Fatmawati, Kepala Madrasah Aliyah Al-Anwar Pontianak.

Kepala MA Al-Anwar itu pun menyarankan supaya seluruh sekolah yang berdiri tegak di Kota Pontianak untuk ikut merayakannya dengan cara mereka masing-masing. Jika semua lembaga dan instansi khususnya lembaga sekolah dan madrasah menyelenggarakan kegiatan pada HUT itu sendiri, tentunya HUT Kota Pontianak semakin meriah dan berkesan, imbuhnya.

“Bukan sekedar merayakan tetapi pada hakikatnya kita mengenang sejarah para pendahulu atau pendiri Kota Pontianak yang di dalamnya terdapat banyak hikayat patriotisme untuk disampaikan kepada peserta.” jelas istri bapak Hermansyah itu kepada reporter kami.

Senada dengan Kepala MA Al-Anwar, Sekretaris Yayasan, Bapak Muryadi, juga berharap agar pada tiap HUT Kota Pontianak, seluruh sekolah, madrasah dan instansi agar kompak mengagendakan kegiatan.

“Kita bisa bayangkan, seperti apa Kota Pontianak kalau seluruh sekolah, lembaga dan instansi yang ada di Pontianak punya agenda untuk memeriahkan HUT Kota Pontianak. Tentunya, hal ini akan menjadi nilai positif yang kita kirim kepada semua orang, khususnya  rakyat Indonesia.” Terang Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Anwar Pontianak.

Warga Parwasal dibuat tercengang pada saat itu. Mereka yang tak tahu jadi tahu, bahwa hari itu adalah HUT Kota Pontianak. Karnaval yang diiringi oleh group hadrah dari MA Al-Anwar dan Anggota Paskibra, menciptakan keheranan dan kehebohan tersendiri. Para anak-anak pun akan berfikir untuk cepat dewasa dan berharap untuk di kesempatan berikutnya bisa berada dalam barisan tersebut.

Para guru dan siswa yang berbusana tengkok belanga, menambah kemeriahan dan pemandangan tiap mata yang memandang. Parwasal saat itu benar-benar seperti berada di sebuah kerajaan melayu. Masyarakat pun serasa mendapatkan hadiah ulang tahun berupa hiburan cuma-cuma. Kemeriahan saat itu pun dihiasi dengan kebahagiaan siswa yang banyak mendapat doorprizze. Walau terbatas, tapi tetap membahagiakan. (Holi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar